728X90 AdSpace

News Ticker

Sajak Orang Gila -Sapardi Djokodamono-

By Tentang Kursus - Selasa, 07 Juli 2015 No Comments


Sapardi lahir di Solo, 20 Maret 5 tahun sebelum Indonesia merdeka. Mengenyam pendidikan SD sampai SMA di Solo, Sapardi melanjutkan pendidikannya di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, jurusan Sastra Inggris tahun 1964. Selanjutnya, bekerja sebagai Lektor Mudadi IKIP Malang cabang Madiun. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Dalam lakonnya sebagai mahasiswa, Sapardi giat menyelenggarakan lomba deklamasi, ceramah sastra, juga pementasan drama.

Tulisannya dapat dijumpai di Mimbar Indonesia (1958 – 1960), Indonesia (1960, 1965), Budaya (1961), Sastra (1961), Basis (1959 – 1967), Gelanggang (1966), Gelora (1962, 1963), Horison (1967 – 1968), dan dalam beberapa majalah lain serta lembaran-lembaran kebudayaan dalam koran-koran yang terbit di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan lain-lain. Salah satu sajaknya :



Sajak Orang Gila
Sapardi Djokodamono
I
aku bukan orang gila, saudara
tapi anak-anak kecil mengejek
orang-orang tertawa

ketika kukatakan kepada mereka : aku temanmu
beberapa anak berlari ketakutan
yang lain tiba melempari batu
II
aku menangis di bawah trembesi
di atas dahan kudengar seekor burung bernyanyi
anak-anak berkata : lucu benar orang gila itu
sehari muput menangis tersedu-sedu

orang-orang yang lewat di jalan
berkata pelan : orang itu sudah jadi gila
sebab terlalu berat menapsir makna dunia
III
sekarang kususuri saja sepanjang jalan raya
sambil bernyanyi : aku bukan orang gila

lewat pintu serta lewat jendela
nampak orang-orang menggelengkan kepala mereka :
kasihan orang yang dulu terlampau sabar itu
roda berputar, dan ia jadi begitu
IV
kupukul tong sampah dan tiang listrik
kunyanyikan lagu tentang lapar yang menarik
kalau hari ini aku tak akan makan lagi
jadi genap sudah berpuasa dalam tiga hari
tapi pasar sudah sepi, saying sekali
tak ada lagi yang memberikan nasi
ke mana aku mesti pergi, ke mana lagi
V
orang itu sudah lama gila, kata mereka
tapi hari ini begitu pucat nampaknya
apa kiranya yang telah terjadi padanya

akan kukatakan pada mereka : aku tidak gila!
aku orang lapar, saudara
VI
kudengar berkata seorang ibu:
jangan kalian ganggu orang gila itu, anakku
nanti kalian semua diburu

orang kota semua telah mengada-ada, aduhai
menuduhku seorang yang sudah gila
aku toh cuma menangis tanpa alasan
tertawa-tawa sepanjang jalan

dan lewat jendela, tergeleng kepala mereka:
kurus benar sejak ia jadi gila

Kira-kira, apa gerangan pesan Sapardi kali ini? Puisi yang dibuat di Yogyakarta tahun 1961 mengandung unsur kriti sosial pada masa itu. Bagaimana pendapat kalian, para pembaca?

Ulya Narissa

Tags:

No Comment to " Sajak Orang Gila -Sapardi Djokodamono- "