728X90 AdSpace

News Ticker

Indonesia itu Ada Kesempatan!

By Tentang Kursus - Selasa, 30 Juni 2015 No Comments

            Kreatifitas bukanlah harga mati yang tidak dapat ditawar lagi. Kreatifitas juga bukan warisan genetik. Setiap manusia memiliki naluri untuk memenuhi berbagai keingian dan kebutuhan, juga memiliki kreatifitas yang berbeda-beda. Kreatifitas terbentuk dari sebuah usaha, kebiasaan, dan latihan yang dilakukan secara kontinu seiring dengan tuntutan waktu dan tempat di mana manusia berada. Berbagai persaingan dalam setiap aspek kehidupan, telah mendorong manusia untuk semakin kreatif dan inovatif. 
 
Begitu pula halnya dalam dunia ekonomi, pokok permasalahan yang menjadi pusat dalam kehidupan manusia. Maraknya berbagai karya dalam maupun luar negeri, menunjukkan bagaimana insan kreatif telah menjamur di dunia ini.
            
            Tangan kita memiliki kemampuan alamiah. Peta tangan di atas menunjukkan bahwa manusia terlahir dengan berbagai naluri dan keinginan untuk mempertahankan hidupnya.
            
            Ekonomi kreatif bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Insan ekonomi yang mampu bersaing dalam berbagai bidang telah menjamur di Indonesia. Negara Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan pasar industri kreatif. Akan tetapi, beberapa masalah seperti; maraknya pembajakan karya, minimnya apresiasi pemerintah kepada insan kreatif dan karyanya, kurangnya perindungan HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), serta infrastruktur teknologi informasi yang belum kompetitif, memberi pengaruh besar pada laju perekonomian kreatif yang menurunkan semangat  para SDM Indonesia untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya.

Dewasa ini, Indonesia mulai berusaha meningkatkan laju ekonomi kreatif dalam upaya pembangunan nasional, sejak dicanangkan tahun 2006. Dan sejak tahun 2007, cetak biru pembangunan ekonomi kreatif yang ditata dengan apik, instruksi presiden telah diterbitkan, dan juga diselenggarakannya Pekan Produksi Indonesia setiap tahun. Hal tersebut  merupakan beberapa langkah strategis pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Sebenarnya, Indonesia telah memiliki karya yang luar biasa yang mampu menopang perekonomian Negara. Sebut saja Martha Tilaar. Dedikasi bisnisnya dalam bentuk pemberdayaan, terutama bagi perempuan. Usaha bisnis Martha Tilaar ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, 70 persen diantaranya adalah perempuan. Ada pula Riana Bismarak, yang memiliki inisiatif untuk mendirikan bisnis online shopping dengan alamat www.belowcepek.com. Semua koleksi busana yang dijual di situs tersebut merupakan buatan Indonesia. Dengan harga yang terjangkau, dapat memberi peluang bagi para konsumen untuk tetap tampil menarik tanpa perlu mengeluarkan banyak rupiah.

Pada tahun 2012 lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Provinsi Riau, bahkan telah meresmikan berdirinya Pusat Informasi dan Pembinaan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau di Soedirman City Square, Pekanbaru. Upaya tersebut dilakukan semata-semata untuk mendukung pemerintah dalam mencanangkan pengembangan industri kreatif di Indonesia.

Ekonomi kreatif telah menjadi perbincangan hangat di mata dunia. Melirik Negara Indonesia yang memiliki 300 lebih suku dengan budayanya, seharusnya Indonesia dapat lebih pintar dalam memanfaatkan potensi besar tersebut.

Seperti halnya kita menengok Negeri Belanda, negara yang pernah melirik ragam kekayaan Indonesia dan menjajah Indonesia lebih dari 350 tahun lamanya ini, menjadi salah satu negara yang telah mengembangkan industri kreatif dalam tuntutan perekonomian. Padahal, luas Negara Belanda yang hanya 41,526 km2 berbeda jauh degan luasnya negeri seribu pulau ini. Pada Mei 2011, Belanda mendapat status “Negara Paling Bahagia” menurut hasil-hasil OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). Yang terkenal di Belanda ialah kota Amsterdam dan Utrech yang merupakan kota kreatif dengan karya-karya kreatif dan inovatif. Baik dari desain arsitektur, fashion, dan lain sebagainya. Ada pula William Crowel yang terkenal dengan desain grafisnya.

Belanda telah menunjukkan bahwa kreatifitas dapat mendulang laju pertumbuhan ekonomi negara. Kendati demikian, dalam upaya pembangunan tersebut, Negeri Kincir Angin terinspirasi dari negara-negara besar seperti Inggris dan Amerika yang lebih dulu membangun konsep kota kreatif (creative city). Tak lepas dari kesuksesan Negeri Tulip ialah, bagaimana fundamental pendidikan yang selalu mengajak anak didiknya untuk terus berfikir kreatif.

Perlu kita sadari, apabila Indonesia berhasil dikuasai Belanda, bisa saja Indonesia dengan seribu pulaunya dapat menjadi negara dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat. Kalau Belanda yang pernah menginginkan Indonesia saja dapat bangkit dan membangun perekonomiannya melalui industri kreatif, sehingga dapat bersaing di pasar dunia, mengapa Indonesia tidak?

Sudah saatnya Indonesia terus mengembangkan kualitas dan kuantitas insan kreatif. Menyadari bahwa “Kreatifitas ternyata tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi.” Seperti yang di utarakan Richard Florida, Inggris.

Ulya Narissa

Tags:

No Comment to " Indonesia itu Ada Kesempatan! "