728X90 AdSpace

News Ticker

Kisah Perempuan Perkasa oleh Hartojo

By Tentang Kursus - Rabu, 01 Juli 2015 No Comments


Ulya Narissa




Dilahirkan di Solo tahun 1930, Hartojo belajar di HGS (Hollandsch Godsdient School) Al-Islam Solo. Kemudian pada zaman Jepang dia melanjutkan ke Muallimien Muhammadiyah Solo (selanjutnya bernama Guru Muhammadiyah).

Hartojo mengajar di berbagai sekolah menengah swasta di Solo (1953-1956). Mengajar di SMP Negeri Simpangempat, Sumatra Barat (1957-1962). Guru honorer pada SMA Negeri di tempat itu pula. Hartojo juga menjadi pegawai pada C.V. “Bogasari”, Solo sejak tahun 1966.

Menulis sajak pada zaman Jepang, mulanya terpengaruh oleh Chairil Anwar, namun kemudian mendapatkan kekhasannya sendiri.

Dalam salah satu suratnya ia menulis : “dalam hal ini Chairil bersifat materialistis yang sekasar-kasarnya. Yang menarik saya hanyalah bentuknya atau yang mengenai tekniknya saja. Dalam hal isi, fondamen jiwa saya tetap bertentangan dengan Chairil. Saya masih terlalu menghargai tata-tertib, hukum dan dogma.”

Hartojo menulis sajak-sajak dalam Arena, Pantja Radja, Kisah, Sastra, Horison, dan lain sebagainya. Beberapa sajaknya dimuat dalam Manifestasi (Tintamas, 1963), bungarampai penyair Islam yang disusun oleh M. Saribi Afn. Salah satu karyanya :

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Hartojo Andangdjaja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka
ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, kemanakah mereka
di atas roda-roda baja mereka berkendara
mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota

Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Dalam menghadapi tema sosial atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau orang gelandangan, tetapi berbeda dengan puisi Hartojo Andangdjaja ini yang lebih menampilkan sisi kemanusiaan dari perempuan-perempuan yang dalam hal ini merupakan ibu-ibu perkasa yang berjuang menghidupi keluarganya atau pun orang-orang dengan berjualan di pasar dengan penuh perjuangan. Perasaan penyair ini erat hubungannya dengan tema yang hendak disampaikan. Dengan begitu sikap penyair yang melibatkan sisi kemanusiaan atau pekanya penyair terhadap kemanusiaan akan menghasilkan tema tentang kemanusiaan.

Tags:

No Comment to " Kisah Perempuan Perkasa oleh Hartojo "