Sepanjang sejarah peradaban
manusia, kaum perempuan memiliki andil besar dalam mewarnai dan membentuk
dinamika zaman. Sosok perempuanlah yang pertama kali mengenalkan, dan
menamamkan nilai-nilai agama, budaya, pengetahuan, ketrampilan dasar serta
nilai-nilai luhur lainnya. Dengan kata
lain, perempuan berperan sebagai pencerah peradaban dan pusat pembentukan
nilai-nilai penafsiran makna kehidupan. Di era globalisasi ini kiprah perempuan
Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Lihat saja Menteri Susi, yang secara
tegas menghukum para kapal pencuri ikan.
Menurut
data statistik, kebangkitan perempuan di Indonesia dimulai semenjak terpilihnya
KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden RI ke-4. Oleh beliau,
persamaan derajat atau gender antara laki-laki dan perempuan benar-benar
mendapatkan perhatian khusus. Dengan dibukanya gerbang perubahan tersebut, kaum
perempuan di negeri ini seperti mendapatkan angin segar untuk terlibat langsung
dalam pemerintahan sesuai bidang masing-masing. Setidaknya, dari peristiwa di
atas kita dapat melihat wali kota Surabaya yang saat ini tampuk kepemimpinannya
masih dipegang oleh seorang perempuan. Bahkan, pada tahun 2011 Ibu Tri
Rismaharani mendapatkan penghargaan GLOBE ASIA WOMEN LEADERS AWARD 2011.
Berdasarkan
realita tersebut, kita dapat melihat peran penting perempuan untuk mencukupi
kebutuhan keluarga maupun kebutuhan negara. Namun, Indonesia memiliki catatan penting
untuk diingat. Saat ini, jumlah perempuan Indonesia 50% dari total jumlah
penduduk yang mencapai 248 juta jiwa. Hanya 25% yang bekerja di sektor ekonomi
formal. Keberadaan perempuan kurang mendominasi di lingkungan politik dan
pemerintahan, sebab hanya 18% terwakili oleh perempuan. Sementara Pegawai
Negeri Eselon tingkat 1 hanya 1% saja.
Perempuan
merupakan pemain utama dalam pergerakan roda ekonomi. Perempuan mengendalikan
sebagian besar pengeluaran rumah tangga dan memainkan peran dalam lingkungan
bisnis dan industri, besar ataupun kecil. Pada studi GLOBE ASIANUS, Indonesia
menduduki peringkat teratas di kawasan Asia dengan 11,6% perempuan terwakili di
korporasi. Meskipun angka tersebut masih tertinggal di kalangan pasar negara
maju.
Peran
perempuan menjadi faktor penting untuk menghantarkan Indonesia menjadi negara
yang makmur . Meskipun, hal ini tidak akan terjadi secara otomatis dan
membutuhkan upaya untuk mengaktifkan kembali pemberdayaan perempuan dalam
memainkan peran yang lebih besar. Kuncinya ialah dengan mengubah sikap tentang
peran produktif perempuan dalam masyarakat. Pendidikan memainkan peran yang
mendasar dalam perubahan sikap sosial terhadap perempuan. Pendidikan juga memungkinkan
perempuan menentukan masa depan. Pendidikan juga merupakan sarana untuk menyalurkan
bakat dan potensi diri serta masyarakat luas.
Dari
uraian di atas, jelas perempuan mempunyai peran yang fundamental dalam bidang
pertumbuhan ekonomi. Perempuan diharapkan mampu bersaing dengan kaum lain dalam
menghadapi pasar bebas di era yang serba canggih. Oleh sebab itu, perempuan
harus terus berkiprah di bidangnya masing-masing untuk membangun Indonesia
sekaligus memerangi korupsi yang melemahkan semangat juang diri sendiri.
Ulya Narissa
No Comment to " Karya Nyata Perempuan Nusantara "